Hanya hari hari biasa lainnya. Namun hari ini kami akan piknik
Aku dan abangku Lammy serta adik kecil lucuku David yang masih dalam gendongan ibuku. Kami sekeluarga pergi piknik diluar negri. Sudah cukup lama kami tidak refresh sejenak dari kesibukan yang menggrogoti waktu berharga kami. Rutinitas yang selalu sama setiap bangun pagi. Baiklah lupakan itu. Setelah beberapa lama terdiam didalam pesawat terpaku melihat pemandangan dari atas, tanpa sadar telingaku menangkap suara keributan dari bagian belakang pesawat.
Ku mencoba melihat ke belakang. Ya ampun, telah terjadi perampokan di pesawat. Mataku mulai sibuk mencari ayah ibu serta kedua saudaraku. Kemana mereka? Aku mulai berprasangka buruk. Lalu salah satu anggota perampok tadi menodongkan pistolnya ke para penumpang dan memerintahkan agar menyerahkan barang berharga. Pikiranku sungguh kacau oleh kebisingan ini ketika tiba tiba aku dikejutkan karena anggota perampok tadi menyeret paksa seorang penumpang dan penumpang itu adalah saudara balita ku David. Keparat itu merebut adikku dari gendongan ibuku dan mengancam akan menembak adikku jika mereka tidak turut perintahnya.
Sontak ibuku berdiri di depan perampok itu dan memohon agar tidak menembaknya. Aku tidak tega namun apa yang bisa aku lakukan? Berteriak minta tolong? Tidak ada gunanya. Aku ingin menyelamatkan mereka. Ini semua karna aku terlalu lemah. Lalu perampok tadi merasa terganggu oleh ibuku dan akhirnya menembak adikku.
"Dorrrrrrrrrrrrrrrrrrr." Suara pistol melekat ditelingaku. Tembakan itu diarahkan ke David. Darah segar mengalir membasahi tangan penjahat.
Tidak, hentikan ini. Hentikan. Suara hatiku memerintahkan ku agar menghajar si brengsek itu. Aku mulai larut dalam kemarahan. Tapi aku hanya bisa terpaku diam menyaksikan semua ini. Lutut ku bergetar dengan hebat. Aku mulai berdiri.
"AAAAAAAAAAAAAAAAA, beraninya kau!! " Teriak ibuku dengan marah dan ingin mendekati perampok dan meninjunya. Namun sayang sebelum ia melakukannya, ditembakkanlah peluru kedua. Peluru itu, ditembakkan ke kepala ibuku. Dan disusul dengan ayah yang ingin membalasnya. Mereka, mereka membunuh kedua orang tua ku. Kemarahanku sudah sampai ke ubun ubun. Aku melangkah ke tempat perampok itu berada. Hawa ku mulai terasa beda.
"Ada apa bocah kecil? mau mati juga?" kata perampok yang tadi menembak orang tuaku.
Tiba tiba semuanya menjadi gelap. Tapi aku bisa mendengar sebuah teriakan yang sangat keras. Ketika ku sadar, perampok itu sudah mati. Darahnya berceceran dimana mana. Ya, brengsek itu sudah mati dan aku membunuhnya walau aku tidak tau persis apa yang terjadi. Haha, aku merasa puas dan merasakan sensasi tersendiri saat membunuh. Adrenalinku meningkat tajam dan Nafas ku tersengal sengal walau begitu aku menjadi sangat bersemangat. Ternyata nikmat sekali.
Aku menatap ke arah mayat orang tuaku dan berbisik " Aku akan membanggakan kalian " dengan tatapan yang sangat berbeda dariku sebelumnya. Lalu aku melangkah ke arah abangku yang ketakutan oleh ku. Dan dengan senyuman di mukaku, kucekik dia. Sampai dia kehabisan nafas dan memohonku melepaskannya.
" Tenang saja kak, kau akan bersama dengan ayah dan ibu serta David." kataku dengan senyum menyeringai.
Dan dia pun mati. Aku berbalik arah melihat penumpang lain.
"Hehe" tawaku terkekeh sambil memandangi mereka "Selanjutnya giliran kalian."
-Tamat-
Aku dan abangku Lammy serta adik kecil lucuku David yang masih dalam gendongan ibuku. Kami sekeluarga pergi piknik diluar negri. Sudah cukup lama kami tidak refresh sejenak dari kesibukan yang menggrogoti waktu berharga kami. Rutinitas yang selalu sama setiap bangun pagi. Baiklah lupakan itu. Setelah beberapa lama terdiam didalam pesawat terpaku melihat pemandangan dari atas, tanpa sadar telingaku menangkap suara keributan dari bagian belakang pesawat.
Ku mencoba melihat ke belakang. Ya ampun, telah terjadi perampokan di pesawat. Mataku mulai sibuk mencari ayah ibu serta kedua saudaraku. Kemana mereka? Aku mulai berprasangka buruk. Lalu salah satu anggota perampok tadi menodongkan pistolnya ke para penumpang dan memerintahkan agar menyerahkan barang berharga. Pikiranku sungguh kacau oleh kebisingan ini ketika tiba tiba aku dikejutkan karena anggota perampok tadi menyeret paksa seorang penumpang dan penumpang itu adalah saudara balita ku David. Keparat itu merebut adikku dari gendongan ibuku dan mengancam akan menembak adikku jika mereka tidak turut perintahnya.
Sontak ibuku berdiri di depan perampok itu dan memohon agar tidak menembaknya. Aku tidak tega namun apa yang bisa aku lakukan? Berteriak minta tolong? Tidak ada gunanya. Aku ingin menyelamatkan mereka. Ini semua karna aku terlalu lemah. Lalu perampok tadi merasa terganggu oleh ibuku dan akhirnya menembak adikku.
"Dorrrrrrrrrrrrrrrrrrr." Suara pistol melekat ditelingaku. Tembakan itu diarahkan ke David. Darah segar mengalir membasahi tangan penjahat.
Tidak, hentikan ini. Hentikan. Suara hatiku memerintahkan ku agar menghajar si brengsek itu. Aku mulai larut dalam kemarahan. Tapi aku hanya bisa terpaku diam menyaksikan semua ini. Lutut ku bergetar dengan hebat. Aku mulai berdiri.
"AAAAAAAAAAAAAAAAA, beraninya kau!! " Teriak ibuku dengan marah dan ingin mendekati perampok dan meninjunya. Namun sayang sebelum ia melakukannya, ditembakkanlah peluru kedua. Peluru itu, ditembakkan ke kepala ibuku. Dan disusul dengan ayah yang ingin membalasnya. Mereka, mereka membunuh kedua orang tua ku. Kemarahanku sudah sampai ke ubun ubun. Aku melangkah ke tempat perampok itu berada. Hawa ku mulai terasa beda.
"Ada apa bocah kecil? mau mati juga?" kata perampok yang tadi menembak orang tuaku.
Tiba tiba semuanya menjadi gelap. Tapi aku bisa mendengar sebuah teriakan yang sangat keras. Ketika ku sadar, perampok itu sudah mati. Darahnya berceceran dimana mana. Ya, brengsek itu sudah mati dan aku membunuhnya walau aku tidak tau persis apa yang terjadi. Haha, aku merasa puas dan merasakan sensasi tersendiri saat membunuh. Adrenalinku meningkat tajam dan Nafas ku tersengal sengal walau begitu aku menjadi sangat bersemangat. Ternyata nikmat sekali.
Aku menatap ke arah mayat orang tuaku dan berbisik " Aku akan membanggakan kalian " dengan tatapan yang sangat berbeda dariku sebelumnya. Lalu aku melangkah ke arah abangku yang ketakutan oleh ku. Dan dengan senyuman di mukaku, kucekik dia. Sampai dia kehabisan nafas dan memohonku melepaskannya.
" Tenang saja kak, kau akan bersama dengan ayah dan ibu serta David." kataku dengan senyum menyeringai.
Dan dia pun mati. Aku berbalik arah melihat penumpang lain.
"Hehe" tawaku terkekeh sambil memandangi mereka "Selanjutnya giliran kalian."
-Tamat-
Komentar
Posting Komentar
Yuk komen... xixixixi